Samar-samar
kulihat lampu kota dan gedung tinggi dari kejauhan menjulang tinggi gunung
sindoro menunjukkan keagungan Tuhan. Mobil lalu-lalangpun tak kuhiraukan. Ku
masih berdiri mematung, bagai patung yang ada ditaman pemuda. Diam tanpa ada
kata. Pikiran jauh melayang tanpa batas. Angin sepoi terus berhembus, menerpa
rambutku. Baju batik bermotif benang bintik yang aku kenakan terus berkibar-kibar
diterpa angin. Sesekali kudengar suara klotok lewat dan menimbulkan efek riak
air yang indah.