Friday, June 3, 2016

Diammu Memilukan Hatiku



Sampai saat ini pula, engkau masih mendiamkanku, aku nanti pesanmu tak kunjung datang juga. Engkau ada di mana? Aku mengingatmu sungguh. Ingat juga kah kamu denganku ini, walau sepintas melintas dipikiran batinmu. Kuingin menghujanimu dengan pesan bertanyakan banyak- banyak pertanyaan yang kusimpan, buncahannya hanya sanggup mengendap di dada. Merindumu begitu hebatnya adiana.. Telah tumpah air mata ini, sesegukan mencari-cari kabarmu yang barangkali tercecer dengan caranya sendiri. Kamu? Jangan tinggalkan aku adiana.

 Sayup- sayup rasaku merasaimu, mengingatmu kembali, seolah kau ada di sini. Oh, andai benar terjadi kau di sini, pastilah aku berhenti mengintrogasimu. Berhenti meresahkanmu, berhenti memanggil- manggil namamu dan aku akan berhenti menjadi penikmat sepi.

Hatiku merintih mengingatmu. Sembari menuliskan ini pun aku membiarkan air mataku mengucur. Perih, sedih dan tak tau aku mesti berbuat apa kepadamu? Aku terlanjur mencintaimu. Membutuhkanmu, berharap hubungan yang sedang kita jalin menjadikan kita sama-sama jadi lebih baik.

Tak ada seorang pun di dunia ini yang sempurna, termasuk aku dan bukan hanya kamu saja tentunya. Dalam diam, aku berusaha menyayangimu sedapat yang bisa kulakukan. Syukur- syukur jika keberadaanku mampu memberikan sepercik kebahagiaan di hatimu

Entah kenapa seakan diammu kini adalah pilihan yang paling benar di jiwamu dan begitu fatal bagiku. Diammu justru membuat hatiku pilu. Apa kamu tau? Di sini aku masih tetap merindu. Merasaimu, membayangkan segurat senyummu yang tak terlalu lebar, dan sayuk- sayuk suara lembutmu menjadikan desiran jantungku kian tak beraturan. Walau susah kurasa pada akhirnya, aku bertahan menantimu. sampai kapan kamu begitu?
jiahhh....

Seandainya kau hubungiku ini malam, kata- kata yang semestinya romantis kuucap sebab kerak- kerak rindu ini memang sudah mendekapi hatiku

Jantungku kembali berdesir, tak karuan. Sejuta bayangan wajah rupawanmu memenjarai perasaanku sampai detik ini. Harap-harap aku tak gila. Tubuhku tiba- tiba mengginggil

Rasanya aku ingin mati saja, agar aku bisa menjungkirkan resah gelisahku yang sedang menimpa hatiku saat ini.

Mataku telah buyar dari kenikmatan sesaat dunia yang tak lagi akan ku percaya jika kebahagiaan semu- semu itu, layaknya omong kosong belaka

apakah kau mengerti sayangku...

Diammu memilukan hatiku