Kasih sayang Allâh juga ditunjukkan melalui identitas-Nya Sendiri, yang mengidentifikasi diri-Nya dengan penuh kecintaan,dalam“al-Asmâ’ al-Husna” yang berjumlah 99 nama itu mayoritas menyebutkan kasih sayang Allâh Swt, misalkan Maha Pengasih (Ar-Rahmân), Maha Penyayang (Al-Rahîm), Maha Pencinta (Al-Wadûd), Maha Pemaaf (Al-Ghafur), Maha Penyabar (Al-Shabur), Maha Lembut (Al-Lathif), dan seterusnya.
Namun dalam perjalanannya, pesan cinta di atas cenderung terabaikan. Pada faktanya memang akhir-akhir ini—kita menyaksikan panorama—corak keberagamaan yang menjauhi semangat cinta dan kasih sayang. Sebaliknya, justru condong kepada kebencian, kekerasan, kemarahan. Sisi negatif dari agama lebih menonjol, hal ini bisa dilihat dari kekerasan dan pembunuhan yang mengatasnamakan agama. Akhirnya muncul resistensi disebagian masyarakat. Agama, kemudian, bagi mereka menjelma menjadi semacam momok yang menakutkan. Untuk itu, umat Islam perlu dibawa kembali ke etos kasih sayang di atas. Karena aspek cinta kasih dan sayang melakat secara intrinsik dalam setiap ajaran Islam.
Di sinilah kenapa buku ini dihadirkan. Buku dengan judul “Islam Cinta: Memahami Islam Sebagai Agama Rahmah”, merupakan sebuah ihtiyar penulis, yang dengannya diharapkan kembali menumbuhkan spirit cinta damai, yang belakangan mulai pudar akibat pemahaman keislaman yang tekstual bersifat rigit sehingga muncul klaim kebenaran (truth claim). klaim kebenaran inilah yang menimbulkan corak ber-Islam marah, bukan ramah. Maka, tafsiran-tafsiran yang condong kepada kebencian terhadap orang-orang yang berbeda perlu menekankan kembali dimensi cinta dan kasih sayang. Tafsiran yang condong kepada kebencian terhadap orang-orang yang berbeda perlu diminimalisir atau kalau bisa dihilang kan sama sekali. Karena Islam yang dibawa Rasûlullâh Saw adalah Islam Cinta.
Islam cinta hadir membawa kesejukan dan kedamaian, serta kemaslahatan. Islam cinta membawa keindahan, kenyamanan, mari terpesona dengan indahnya Islam yang penuh dengan cinta.
lebih lanjut isi buku. hubungi 085226521004