Sebuah kilatan
cahaya putih
Menerangi langit di atas Gaza malam ini
Orang-orang berlarian mencari perlindungan
Tidak tahu apakah mereka hidup atau mati
Mereka datang dengan tank dan pesawat mereka
Dengan melanda api berapi-api
Dan tidak ada yang tersisa
Hanya suara naik di tengah asap tebal
Menerangi langit di atas Gaza malam ini
Orang-orang berlarian mencari perlindungan
Tidak tahu apakah mereka hidup atau mati
Mereka datang dengan tank dan pesawat mereka
Dengan melanda api berapi-api
Dan tidak ada yang tersisa
Hanya suara naik di tengah asap tebal
“Women and
children alike Murdered and massacred night after night” ya Tuhan apakah dosa
kami..sehingga kami diperangi semacam
ini., anak-anak menjerit memanggil ayah mereka.,
ini., anak-anak menjerit memanggil ayah mereka.,
Disaat
dentuman peluru laknat jagal-jagal cast leads masih terdengar hafal ditelinga
Dunia
masih belum juga menemukan nurani kemanusiaannya.
Label
pemuja hak asasi manusia hanyalah semboyan kosong yang ada dikantong-kantong
anak cucu Amerika dan kroni-kroninya.
Sang anak merintih memanggil ayahnya…
Ayah…
“Ayah !! Kata mereka kau penjahat.
Padahal sebenarnya engkau bukanlah penjahat
“Ayah..!! mengapa mereka jauhkan aku darimu
mereka menagkapmu tanpa memberi kesempatan
untuk menciumku meskipun hanya sekali, atau mengusap air mata Ibu..
“Ibu…!! aku melihat air mata dikelopak matamu
setiap pagi
Apakah Palestina tidak berhak diberi Pengorbanan ??
setiap hari aku bertanya kepada matahari
Ibu…,!! apakah ayah akan kembali pada suatu
hari
ataukah dia akan pergi selamanya sampai hari
qiyamat
atau dia akan mengusap air mata ibu yang
terus menetes setiap hari ??
Wahai Ayah !!! dimanakah engkau ???
Oohhh…., Bayi-bayi yang dijajah
kini telah datang hari raya baru setelah hari
raya tahun lalu
dan bayi baru pun terlahir setelah bayi yang
itu
dan para syuhada’ berguguran setelah gugurnya
syahid yang lalu
sedang ayah masih disembunyikan dibalik
jeruji besi
dalam sel mengerikan yang tidak layak dihuni
manusia
mana hari kemenangan dan kehancuran penjara
besi itu ??
Malulah Kalian ……
Malulah kalian ….
Malulah Kalian …….,
Aku ingin ayah pulang
Aku ingin ayah pulang
Aku ingin ayah pulang
Dan
Palestina pun sendiri
Berdiri
tegak diantara kemaha-tololan badut-badut pemuja ketiak zionis
Dan
Palestina pun berdiri
Melululantakkan
kehamasombongan putra-putri kera yang lahir dari rahim kerakusan dan disusui
asi kezaliman
“Biarlah
kami sendiri,” Kata generasi Shalahuddin Al Ayyubi itu.
“Cukuplah
batu-batu intifadah ini yang menjadi teman setia kami membebaskan Al Aqsa”
“Karena
harga diri kami terlalu mahal jika dibayar dengan air mata”
“Karena
senyuman kami tak semurah tegukan coca cola atau kekhusukkan kalian dalam
berfacebook ria”
Palestina,..
Bahkan
Indonesia yang baik hati pun sedikit hilang ingatan atas kebaikan putramu
Bukankah
dulu Muhammad Amin Al Hussein yang lantang mengucap selamat pertama atas
kemerdekaan negeri ini?
Bukankah
karena dia pula akhirnya gelombang dukungan bangsa bangsa dunia membanjiri
kemerdekaan negeri ini?
Atau
rasa-rasanya bahkan rakyat negeri ini pun sudah tak berselera mengingat
keikhlasan uang lima juta warga Gaza atas gempa mengguncang bumi Yogya.
Oh
Palestina…
Di
saat kami begitu lelap melewati sepertiga malam,
di
sana kau tengah bercanda dengan kebiadaban badut-badut penghisap darah
Disaat
kami begitu lahap menikmati hidangan sarapan pagi,
disana
kau masih harus tiarap untuk melanjutkan hari-hari
Kami
yakin tidak banyak yang kau minta,
Karena
kau terlalu gagah untuk menjadi pengemis atas kemerdekaanmu.
Kami
pun yakin tidak banyak yang kau harap,
Karena
kau terlalu mulia untuk meninakbobokan keimanan hanya demi urusan perut.
Maafkan
kami…
Maafkan
kami yang hanya bisa membantumu lewat air mata
Maafkan
kami yang hanya bisa menolongmu dengan sisa uang yang ada di saku celana
Maafkan
kami yang hanya bisa mengingatmu saat ada kajian dan unjuk rasa
Maafkan
kami yang sering melewatkan namamu dalam setiap bait doa-doa
Allahummantsur
Ikhwana Mujahiddina fi Filistin…
Allahummantsur
Ikhwana Mujahiddina fi Filistin…
Allahummantsur
Ikhwana Mujahiddina fi Filistin…