Wednesday, July 9, 2014

Rintihan Hati Anak Palestina

Sebuah kilatan cahaya putih
Menerangi langit di atas Gaza malam ini
Orang-orang berlarian mencari perlindungan
Tidak tahu apakah mereka hidup atau mati

Mereka datang dengan tank dan pesawat mereka
Dengan melanda api berapi-api
Dan tidak ada yang tersisa
Hanya suara naik di tengah asap tebal

“Women and children alike Murdered and massacred night after night” ya Tuhan apakah dosa kami..sehingga kami diperangi semacam
ini., anak-anak menjerit memanggil ayah mereka.,
Disaat dentuman peluru laknat jagal-jagal cast leads masih terdengar hafal ditelinga
Dunia masih belum juga menemukan nurani kemanusiaannya.
Label pemuja hak asasi manusia hanyalah semboyan kosong yang ada dikantong-kantong anak cucu Amerika dan kroni-kroninya.

Sang anak merintih memanggil ayahnya…
Ayah…

“Ayah !! Kata mereka kau penjahat.
Padahal sebenarnya engkau bukanlah penjahat
“Ayah..!! mengapa mereka jauhkan aku darimu
mereka menagkapmu tanpa memberi kesempatan untuk menciumku meskipun hanya sekali, atau mengusap air mata Ibu..

“Ibu…!! aku melihat air mata dikelopak matamu setiap pagi
Apakah Palestina tidak berhak diberi Pengorbanan ??
setiap hari aku bertanya kepada matahari
Ibu…,!! apakah ayah akan kembali pada suatu hari
ataukah dia akan pergi selamanya sampai hari qiyamat
atau dia akan mengusap air mata ibu yang terus menetes setiap hari ??
Wahai Ayah !!! dimanakah engkau ???

Oohhh…., Bayi-bayi yang dijajah
kini telah datang hari raya baru setelah hari raya tahun lalu
dan bayi baru pun terlahir setelah bayi yang itu
dan para syuhada’ berguguran setelah gugurnya syahid yang lalu
sedang ayah masih disembunyikan dibalik jeruji besi
dalam sel mengerikan yang tidak layak dihuni manusia
mana hari kemenangan dan kehancuran penjara besi itu ??

Malulah Kalian ……
Malulah kalian ….
Malulah Kalian …….,
Aku ingin ayah pulang
Aku ingin ayah pulang
Aku ingin ayah pulang

 Dan Palestina pun sendiri
Berdiri tegak diantara kemaha-tololan badut-badut pemuja ketiak zionis
Dan Palestina pun berdiri
Melululantakkan kehamasombongan putra-putri kera yang lahir dari rahim kerakusan dan disusui asi kezaliman

“Biarlah kami sendiri,” Kata generasi Shalahuddin Al Ayyubi itu.
“Cukuplah batu-batu intifadah ini yang menjadi teman setia kami membebaskan Al Aqsa”
“Karena harga diri kami terlalu mahal jika dibayar dengan air mata”
“Karena senyuman kami tak semurah tegukan coca cola atau kekhusukkan kalian dalam berfacebook ria”

Palestina,..

Bahkan Indonesia yang baik hati pun sedikit hilang ingatan atas kebaikan putramu
Bukankah dulu Muhammad Amin Al Hussein yang lantang mengucap selamat pertama atas kemerdekaan negeri ini?
Bukankah karena dia pula akhirnya gelombang dukungan bangsa bangsa dunia membanjiri kemerdekaan negeri ini?
Atau rasa-rasanya bahkan rakyat negeri ini pun sudah tak berselera mengingat keikhlasan uang lima juta warga Gaza atas gempa mengguncang bumi Yogya.

Oh Palestina…

Di saat kami begitu lelap melewati sepertiga malam,
di sana kau tengah bercanda dengan kebiadaban badut-badut penghisap darah
Disaat kami begitu lahap menikmati hidangan sarapan pagi,
disana kau masih harus tiarap untuk melanjutkan hari-hari

Kami yakin tidak banyak yang kau minta,
Karena kau terlalu gagah untuk menjadi pengemis atas kemerdekaanmu.
Kami pun yakin tidak banyak yang kau harap,
Karena kau terlalu mulia untuk meninakbobokan keimanan hanya demi urusan perut.

Maafkan kami…

Maafkan kami yang hanya bisa membantumu lewat air mata
Maafkan kami yang hanya bisa menolongmu dengan sisa uang yang ada di saku celana
Maafkan kami yang hanya bisa mengingatmu saat ada kajian dan unjuk rasa
Maafkan kami yang sering melewatkan namamu dalam setiap bait doa-doa

Allahummantsur Ikhwana Mujahiddina fi Filistin…
Allahummantsur Ikhwana Mujahiddina fi Filistin…
Allahummantsur Ikhwana Mujahiddina fi Filistin…