Thursday, December 11, 2014

Kidung Cinta Menyayat Qalbu


Setiap rinai yang jatuh menyusup ke bilik rindu, disana kita bertemu dalam sulaman kata yang tak pernah sampai. karena Tuhan yang kuasa menoreh setiap detik...Kita tak pernah tahu sampai waktu menyuguhkan kenyataan.

Aku berlarian di rumput hijau dengan kaki telanjang. Embun yang terinjak membuat sensasi dingin mengalir hingga keubun-ubun. Mentari masih tersipu malu dibalik kelambu langit biru. Sejuk merasuk melewati rongga pernapasan hingga ke tulang rusuk. Pagi, sebentar lagi datang menggelitik akal sehat ku. 
Pagi, selalu menawarkan janji-janji terbaik yang belum bisa ku penuhi. Aku seorang yang paling munafik mungkin. aku memiliki prinsip bahwa bahagia adalah ketika melihat orang yang dicintainya bisa berbahagia. 

Ku pikir, dia-lah wanita terakhir dalam hidupku. Namun ternyata, cinta saja tidak cukup. Bahkan pengorbanan yang terlalu besar tak mampu menjaga keutuhan cinta. Benteng yang kubangun, tak cukup kuat menahan hempasan prahara. Setelah semua pengorbanan dan cinta kasih tulus yang kuberikan, dan atas kemauannya aku-pun harus rela melepaskannya pergi.

Seharusnya aku bisa mempertahankannya. Tapi luka itu terlalu dalam. Sesungguhnya aku telah memaafkannya, namun bekas luka akan selalu ada. Lalu…untuk apa aku pertahankan?

Sugar, wanita yang memang hampir satu tahun ada dihatiku menghiasi hari-hariku, ternyata hanya cukup mengisi kisah cintaku sampai disini saja. Dia putuskan hubungan ini yang memang ia sangat kehendaki, entah apa salahku, seolah tidak bisa dimaafkan. Aku takkan mampu melanjutkan dengan sisa-sisa bekas luka. Kusudahi hubungan ini karena permintaannya, mungkin aku tak pantas bersanding dengannya.

Memang aku terluka, namun sesungguhnya cintaku tak luntur sedikitpun. Tapi sungguh ku tak mampu. 

Entahlah, rasanya aku seperti ditakdirkan tak cukup sukses dalam percintaan. Ah mengapa aku harus menyalahkan takdir? Bukankah berarti aku menyalahkan Tuhan? Maafkan aku Tuhan, aku hanya menginginkan satu cinta, ya hanya satu cinta. Tapi aku manusia tak pernah puas, selalu saja ada yang kurang. 

Ah membingungkan memang! Kadang aku sendiri susah menggambarkan wanita seperti apa yang kuinginkan bahkan hingga usiaku sudah 25 tahun. Jika ditanya aku memimpikan wanita sempurna yang mampu menjinakkan hatiku dengan caranya. Dan kala itu tak juga kutemukan. Yang ada aku hanya coba dan mencoba dan berujung yang kupikir dapat mengisi hatiku. Aku pasrah dan berhenti mencari dan mencoba.

Hingga tiba-tiba, dia hadir dalam hidupku. Kupikir cerita ini hanya dalam sinetron atau film. Tapi wanita yang awalnya tak pernah terpikirkan bisa meluluhkan hatiku, ternyata dia mampu menaklukkan jiwaku. Padahal entah sudah berapa wanita yang mendekati tapi tidak satupun masuk kriteriaku, bahkan dia-tak sedikitpun awalnya masuk dalam hitungan wanita dambaanku bisa membuatku tak mampu tidur memikirkannya. Ya akhirnya seorang wanita mampu membuatku terpuruk dalam lamunanku.

Bagai angin kau menyejukkan jiwaku
Bagai air kau sirami di cintaku
Kau biarkan layu, Bunga yang kau tanam
Di dalam hatiku