Mau kemana setelah wisuda,
Men?
“Hah? Duh, gue nggak mikir sejauh itu.”
“Hah? Duh, gue nggak mikir sejauh itu.”
“Mau kemana setelah wisuda, Bro?”
“Hmmm. Ng..ngak tau.”
“Hmmm. Ng..ngak tau.”
“Mau kemana setelah wisuda, Sob?”
“Mau dilamar pengusaha kaya aja.”
“Mau dilamar pengusaha kaya aja.”
“Mau kemana setelah wisuda, mal?”
“Mau ke akherat.”
“Mau ke akherat.”
Begitulah kira-kira jawaban temen-temen tahun 2012 silam, ketika gue tanya
ke mereka setelah wisuda mau gimana. Nggak usah protes, emang patut disadari
dan diterima, keadaan para sarjana kita saat kuliah itu kira-kira kayak gini: we
study, we pass exams, we graduate, then we dont know what we have to do.
Tapi sepertinya itu bukan gua banget...hehe
Bagi sebagian besar mahasiswa dan lulusannya, kuliah itu cuma jadi sarana buat gengsi-gengsian, alias cuma berpikir sebatas “aman nyari kerja dengan ijazah kuliah”. Sayang banget, iya sayang banget sama mantan. Padahal, ijazah nggak bisa dijadiin persiapan yang cukup buat bisa survive di pasca kuliah. We already know that. Degree only enters you at interview section.
Bagi sebagian besar mahasiswa dan lulusannya, kuliah itu cuma jadi sarana buat gengsi-gengsian, alias cuma berpikir sebatas “aman nyari kerja dengan ijazah kuliah”. Sayang banget, iya sayang banget sama mantan. Padahal, ijazah nggak bisa dijadiin persiapan yang cukup buat bisa survive di pasca kuliah. We already know that. Degree only enters you at interview section.
Gitu sih kayaknya..hoo
Cuma nggak perlu khawatir sob, rejeki udah ada yang ngatur. Teruslah berusaha setelah wisuda, yakin sampai ke cita-cita, asik.... :D
Kuliah itu menurut gua, banyak mengajarkan tentang kemandirian, apa-apa sendiri: masuk kuliah sendiri, bayar SPP sendiri, bikin skripsi sendiri, lulus ngurus sendiri, nyari kerja sendiri.
Setelah wisuda, bersiap-siaplah mendapat pertanyaan, “Kapan kerja?”
Brace yourself.
Kemandirian dan kengenesan selama kuliah bisa dijadiin sebagai modal berguna untuk menentukan pilihan di kehidupan. Walau pun pendidikan tinggi nggak menentukan kesuksesan di masa depan, seenggaknya, ketika kita kuliah, mental dan pengetahuan kita punya kualitas yang lebih baik ketimbang yang nggak kuliah, seharusnya begitu.
Banyak tontonan atau bacaan yang inspiratif yang membuat diri sendiri selalu melihat diri gue di usia pensiun nanti, gue nggak mau ketika tua nanti hanya bisa menyesali kehidupan, terbaring sendiri di atas kasur sambil meratap, “Kenapa waktu muda gue nggak memperjuangkan cita-cita?”
"Gak papa salah jurusan, asal jangan salah pekerjaan.", mungkin penghasilan nggak akan sebesar orang yang memaksakan diri bekerja di bidang yang nggak disuka, cuma, kita bekerja kan nggak selamanya untuk uang.
Gue masih inget kalimat yang keluar dari bokap, “kuliah jangan untuk cari kerja, tapi cari ilmu, Gak papa cuma digaji sedikit, tapi dengan pekerjaan ini, membawa manfaat bagi umat manusia and yang penting I will be truely happy.”
"..."
namun sebisa mungkin, kita bisa kaya dan bahagia dari pekerjaan yang kita suka. Yah, semua orang pengennya begitu. Cuma gimana cara mengawalinya, gue rasa nggak semua orang bisa sabar dan bertahan memperjuangkan impiannya.
Gue melihat sendiri, temen-temen gue, mau dulunya aktifis, agamis, idealis, bagi yang nggak kuat, ujung-ujungnya mereka akan terperangkap dengan desakan kebutuhan, “Kerja di mana dan apa aja, yang penting bisa makan.”
Hidup ini emang nggak mudah, banyak di antara kita memilih menyerah, padahal bisa jadi esok hari jadi cerah. Kalo kita masih galau dengan urusan rejeki, artinya kita kurang yakin ada Tuhan Yang Maha Memberi. Hasyeeek... :D
Cuma nggak perlu khawatir sob, rejeki udah ada yang ngatur. Teruslah berusaha setelah wisuda, yakin sampai ke cita-cita, asik.... :D
Kuliah itu menurut gua, banyak mengajarkan tentang kemandirian, apa-apa sendiri: masuk kuliah sendiri, bayar SPP sendiri, bikin skripsi sendiri, lulus ngurus sendiri, nyari kerja sendiri.
Setelah wisuda, bersiap-siaplah mendapat pertanyaan, “Kapan kerja?”
Brace yourself.
Kemandirian dan kengenesan selama kuliah bisa dijadiin sebagai modal berguna untuk menentukan pilihan di kehidupan. Walau pun pendidikan tinggi nggak menentukan kesuksesan di masa depan, seenggaknya, ketika kita kuliah, mental dan pengetahuan kita punya kualitas yang lebih baik ketimbang yang nggak kuliah, seharusnya begitu.
Banyak tontonan atau bacaan yang inspiratif yang membuat diri sendiri selalu melihat diri gue di usia pensiun nanti, gue nggak mau ketika tua nanti hanya bisa menyesali kehidupan, terbaring sendiri di atas kasur sambil meratap, “Kenapa waktu muda gue nggak memperjuangkan cita-cita?”
"Gak papa salah jurusan, asal jangan salah pekerjaan.", mungkin penghasilan nggak akan sebesar orang yang memaksakan diri bekerja di bidang yang nggak disuka, cuma, kita bekerja kan nggak selamanya untuk uang.
Gue masih inget kalimat yang keluar dari bokap, “kuliah jangan untuk cari kerja, tapi cari ilmu, Gak papa cuma digaji sedikit, tapi dengan pekerjaan ini, membawa manfaat bagi umat manusia and yang penting I will be truely happy.”
"..."
namun sebisa mungkin, kita bisa kaya dan bahagia dari pekerjaan yang kita suka. Yah, semua orang pengennya begitu. Cuma gimana cara mengawalinya, gue rasa nggak semua orang bisa sabar dan bertahan memperjuangkan impiannya.
Gue melihat sendiri, temen-temen gue, mau dulunya aktifis, agamis, idealis, bagi yang nggak kuat, ujung-ujungnya mereka akan terperangkap dengan desakan kebutuhan, “Kerja di mana dan apa aja, yang penting bisa makan.”
Hidup ini emang nggak mudah, banyak di antara kita memilih menyerah, padahal bisa jadi esok hari jadi cerah. Kalo kita masih galau dengan urusan rejeki, artinya kita kurang yakin ada Tuhan Yang Maha Memberi. Hasyeeek... :D