Friday, November 25, 2016

Membaca Kado Ulang Tahun Rabiah Adawiyah

Samar-samar kulihat lampu kota dan gedung tinggi dari kejauhan menjulang tinggi gunung sindoro menunjukkan keagungan Tuhan. Mobil lalu-lalangpun tak kuhiraukan. Ku masih berdiri mematung, bagai patung yang ada ditaman pemuda. Diam tanpa ada kata. Pikiran jauh melayang tanpa batas. Angin sepoi terus berhembus, menerpa rambutku. Baju batik bermotif benang bintik yang aku kenakan terus berkibar-kibar diterpa angin. Sesekali kudengar suara klotok lewat dan menimbulkan efek riak air yang indah.

Tuesday, September 13, 2016

Senandung Rindu di Hari Raya Idul Adha 1437



Allah akbar Allah Akbar Allah Akbar...
Laa Ilaa ha Illallahu wa Allah Akbar, Allah Akbar Walillah hilhamd...

Gemuruh Lantunan takbir terdengar dari setiap sudut ruangan. Lantunan yang membuat meneteskan air mata teringat kisah romantisme Ibrahim dengan Anaknya, Ismail. Ditambah tanpa hadirmu, bertambah pilu berselimut rindu. Meski kita jauh dalam hatiku aku akan tetap mempertahankanmu sebagai kekasihku sampai tiba masanya kita bisa mengucapkan seuntai janji (suci) di depan penghulu.

Sunday, June 12, 2016

Keputusanku Cinta Kepadamu

Bahagia itu, setiap kali aku berada di sisimu. Melihat raut wajahmu. Menyentuhmu dan menggenggam erat jari-jemari tanganmu. Sayangnya, aku lebih banyak tak bisa berada di dekatmu.

Friday, June 3, 2016

Diammu Memilukan Hatiku



Sampai saat ini pula, engkau masih mendiamkanku, aku nanti pesanmu tak kunjung datang juga. Engkau ada di mana? Aku mengingatmu sungguh. Ingat juga kah kamu denganku ini, walau sepintas melintas dipikiran batinmu. Kuingin menghujanimu dengan pesan bertanyakan banyak- banyak pertanyaan yang kusimpan, buncahannya hanya sanggup mengendap di dada. Merindumu begitu hebatnya adiana.. Telah tumpah air mata ini, sesegukan mencari-cari kabarmu yang barangkali tercecer dengan caranya sendiri. Kamu? Jangan tinggalkan aku adiana.

Tuesday, May 31, 2016

Tunas Rindu Mulai Rindang



alam keheningan malam, sesaat pikiran ini dilayangkan oleh bayang-bayang kenangan indah bersama ADV tersayang,
Ingin kenangan indah itu selalu ada lagi sebagai pengisi rongga hati yang sepi sendiri. Aduh, kalau demikian aku jomblo dong? Apa benar kalau saat ini aku jomblo...

Sunday, May 22, 2016

Berilah Judul Sendiri

Saat Ini…

Aku ingin bungkam seperti hadirnya rembulan yang ditunda hujan. Menjadi gelap menyayat namun rintikan gerimis hujan yang konstan seolah mampu menggantikan sinar benderangnya yang lenyap itu di suatu malam yang sendu, bila tiba. Mulai kulenyapkan rasaku, satu-persatu menuju kekosongan yang bukan dewasa adanya melainkan polos kekanak-kanakan seperti dulu.

Monday, May 9, 2016

Kau dan Aku, Satu

Kurasakan kau adalah aku dan aku adalah kamu. Ketika aku melihat sesuatu, sepertinya kamu yang sedang melihat sesuatu itu. Apabila aku sedang memikirkan sesuatu, seakan yang sedang memikirkan sesuatu itu kamu. Penglihatanku, penglihatanmu dan detak jantungku, detak jantungmu. Aku hidup, dan hidupku ini hidupmu. Kenyataannya memang begitu, bukan?

Sungguh tak pernah mengira sebelumnya, jika pada masanya aku dan kamu saling mengenal sampai sedekat ini, meskipun tadinya tak terpikirkan dibenakmu sosok dirimu. Namun seoalah-olah kehadiranmu yang tak ter-rencana kini memahami sedikit banyak unsur dari jiwamu bagian dari sebuah keharusanan tepatnya.,

Sunday, April 10, 2016

Dear ADV


Hei, kamu!
Yang datang tepat waktu, hadir saat aku sedang bermuka sendu engkau datang untuk mengikis pilu, Walau awalnya malu-malu..
Aih, pancaran matamu (itu lho...) Buat aku tersipu, hatiku berdesir  

Thursday, April 7, 2016

Anugrah Tuhan



Bergemuruh haruku dalam diam
Indah jingga LangitMu
Indah tasbih Ombakmu
Indah desir AnginMu
Kenyangku adalah nikmat
Nafasku adalah nikmat
Sujudku adalah nikmat
Rukukku adalah nikmat
Perjalananku adalah nikmat
Mataku adalah nikmat

Tuesday, January 26, 2016

Fundamentalisme Islam



PANORAMA PENEGAKKAN NEGARA TUHAN:
NKRI DALAM BAYANG-BAYANG ISLAM FUNDAMENTAL

Abstract

Currently Indonesia is sandwiched in the middle of two major currents. The first flow is the flow of globalization and neo-liberalization of the economy and the globalization of Islam. This second bore rigid fundamental Islam is patterned. The group has a considerable effect on the appearance of some Muslims in this country who desire to uphold the legitimacy of the state of God by using the text of the Koran (la hukma ilallah) in a pluralistic society, undermine the authority of Pancasila and the Homeland, as well as a determinant passionate theological truth, Now the attitude and view of the above has been generated through a certain mass organizations and even political parties in this country. It means that Indonesia under threat, because it is in the shadow of Islamic fundamentalism